twitter
    Find out what I'm doing, Follow Me :)

BEM UMMI Beraksi bersama KOTAK Band

BEM UMMI Beraksi Bersama Kotak, di Kampus Universitas Muhammadiyah Sukabumi.
Hari : Jum'at
Tanggal : 23 April 2010
Pukul : 13.00 s.d. 17.00


DON'T MISS IT

Pendaftaran Bakal Calon Anggota BEM

Bagi anda semua khususnya mahasiswa mahasiswi Universitas Muhammadiyah Sukabumi tingkat 1 sampai tingkat 3 yang berminat ingin mendaftarkan diri untuk menjadi Bakal Calon Anggota Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sukabumi periode 2010-2011, silahkan download file lengkapnya untuk keterangan lebih lanjut..

DOWNLOAD FILE
DOWNLOAD FILE (Mirror 2)

Sejarah Singkat Pendirian Persyarikatan Muhammadiyah

Muhammadiyah didirikan di Kampung Kauman Yogyakarta, pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H/18 Nopember 1912 oleh seorang yang bernama Muhammad Darwis, kemudian dikenal dengan KHA Dahlan.

Beliau adalah pegawai kesultanan Kraton Yogyakarta sebagai seorang Khatib dan sebagai pedagang. Melihat keadaan ummat Islam pada waktu itu dalam keadaan jumud, beku dan penuh dengan amalan-amalan yang bersifat mistik, beliau tergerak hatinya untuk mengajak mereka kembali kepada ajaran Islam yang sebenarnya berdasarkan Qur`an dan Hadist. Oleh karena itu beliau memberikan pengertian keagamaan dirumahnya ditengah kesibukannya sebagai Khatib dan para pedagang.

Mula-mula ajaran ini ditolak, namun berkat ketekunan dan kesabarannya, akhirnya mendapat sambutan dari keluarga dan teman dekatnya. Profesinya sebagai pedagang sangat mendukung ajakan beliau, sehingga dalam waktu singkat ajakannya menyebar ke luar kampung Kauman bahkan sampai ke luar daerah dan ke luar pulau Jawa. Untuk mengorganisir kegiatan tersebut maka didirikan Persyarikatan Muhammadiyah. Dan kini Muhammadiyah telah ada diseluruh pelosok tanah air.

Disamping memberikan pelajaran/pengetahuannya kepada laki-laki, beliau juga memberi pelajaran kepada kaum Ibu muda dalam forum pengajian yang disebut "Sidratul Muntaha". Pada siang hari pelajaran untuk anak-anak laki-laki dan perempuan. Pada malam hari untuk anak-anak yang telah dewasa.

Disamping memberikan kegiatan kepada laki-laki, pengajian kepada ibu-ibu dan anak-anak, beliau juga mendirikan sekolah-sekolah. Tahun 1913 sampai tahun 1918 beliau telah mendirikan sekolah dasar sejumlah 5 buah, tahun 1919 mendirikan Hooge School Muhammadiyah ialah sekolah lanjutan. Tahun 1921 diganti namnaya menjadi Kweek School Muhammadiyah, tahun 1923, dipecah menjadi dua, laki-laki sendiri perempuan sendiri, dan akhirnya pada tahun 1930 namnaya dirubah menjadi Mu`allimin dan Mu`allimat. Muhammadiyah mendirikan organisasi untuk kaum perempuan dengan Nama 'Aisyiyah yang disitulah Istri KH. A. Dahlan, Nyi Walidah Ahmad Dahlan berperan serta aktif dan sempat juga menjadi pemimpinnya.

KH A Dahlan memimpin Muhammadiyah dari tahun 1912 hingga tahun 1922 dimana saat itu masih menggunakan sistem permusyawaratan rapat tahunan. Pada rapat tahun ke 11, Pemimpin Muhammadiyah dipegang oleh KH Ibrahim yang kemudian memegang Muhammadiyah hingga tahun 1934.Rapat Tahunan itu sendiri kemudian berubah menjadi Konggres Tahunan pada tahun 1926 yang di kemudian hari berubah menjadi Muktamar tiga tahunan dan seperti saat ini Menjadi Muktamar 5 tahunan.

Riwayat KH Ahmad Dahlan

Muhammad Darwisy (Nama Kecil Kyai Haji Ahmad Dahlan) dilahirkan dari kedua orang tuanya, yaitu KH. Abu Bakar (seorang ulama dan Khatib terkemuka di Mesjid Besar Kesultanan Yogyakarta) dan Nyai Abu Bakar (puteri dari H. Ibrahim yang menjabat sebagai penghulu kesultanan juga). Ia merupakan anak ke-empat dari tujuh orang bersaudara yang keseluruhanya saudaranya perempuan, kecuali adik bungsunya. Dalam silsilah ia termasuk keturunan yang kedua belas dari Maulana Malik Ibrahim, seorang wali besar dan seorang yang terkemuka diantara Wali Songo, yang merupakan pelopor pertama dari penyebaran dan pengembangan Islam di Tanah Jawa (Kutojo dan Safwan, 1991). Adapun silsilahnya ialah Muhammad Darwisy (Ahmad Dahlan) bin KH. Abu Bakar bin KH. Muhammad Sulaiman bin Kiyai Murtadla bin Kiyai Ilyas bin Demang Djurung Djuru Kapindo bin Demang Djurung Djuru Sapisan bin Maulana Sulaiman Ki Ageng Gribig (Djatinom) bin Maulana Muhammad Fadlul'llah (Prapen) bin Maulana 'Ainul Yaqin bin Maulana Ishaq bin Maulana Malik Ibrahim (Yunus Salam, 1968: 6).
Download File PDF untuk lebih lengkapnya

Prof. Dr. Abdul Malik Fadjar

Prof. Dr. Abdul Malik Fadjar (lahir di Yogyakarta, 22 Februari 1939) adalah Menteri Pendidikan Nasional pada Kabinet Gotong Royong. Ia adalah lulusan tahun 1972 dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel Malang.

Prof. Dr. Abdul Malik Fadjar (lahir di Yogyakarta, 22 Februari 1939) adalah Menteri Pendidikan Nasional pada Kabinet Gotong Royong. Ia adalah lulusan tahun 1972 dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel Malang.

Prof Dr Din Syamsudin: Perpustakaan Harus Jadi Ruh Perguruan Tinggi

PURWOREJO, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr Din Syamsudin, MA menegaskan, perpustakaan harus menjadi ruh di lembaga perguruan tinggi di lingkungan Muhammadiyah. Sebab pengembangan ilmu dan teknologi lebih banyak bersumber dan digali dari buku-buku literatur. Hal itu ditegaskan Din Syamsudin Sabtu siang saat meresmikan gedung A-4 Universitas Muhammadiyah Purworejo.

Menurut Din, mengingat pentingnya literatur bagi pengembangan ilmu dan teknologi, diharapkan para Rektor perguruan tinggi Muhammadiyah mengalokasikan anggaran yang besar bagi pengembangan perpustakaan. "Rektor jangan hanya mengutamakan kemegahan fisik gedung, tetapi tidak memberi perhatian pada perpustakaan," ujarnya.

Din menceritakan pengalamannya ketika dulu hendak menimba ilmu di Amerika Serikat. Sebelum menentukan perguruan tinggi yang akan dimasuki, ia dihadapkan pada dua pilihan. Memilih perguruan tinggi yang memiliki profesor terbaik atau perguruan tinggi yang memiliki perpustakaan terbaik. "Saya memilih perguruan yang perpustakaannya terbaik," tandas Din.

Ketua PP Muhammadiyah juga mengharapkan dalam pengembangan perpustakaan, PT di lingkungan Muhammadiyah juga agar bekerjasama dengan lembaga-lembaga internasional seperti Ford Foundation. Melalui kerjasama itu bisa digali pendanaan untuk pengembangan perpustakaan dan pengadaan literatur yang sangat dibutuhkan oleh sivitas akademika.

Sementara itu Rektor Universitas Muhammadiyah Purworejo M Fakhrudin menjelaskan, gedung A-4 dibangun di atas tanah seluas 1.200 m2 dengan dana sebesar Rp 3,2 M. Bangunan tiga lantai itu kini makin menambah megah kampus UM Purworejo yang terletak di kawasan Jl KHA Dahlan.

Riwayat Prof. Dr. H.A. Syafii Ma'arif

Guru besar Ilmu Sejarah ini dilahirkan di Sumpurkudus, Sumatera Barat, 31 Mei 1935. Sejak kecil Syafii Maarif memang sudah bergumul dengan pengetahuan tentang agama Islam. Hal itu berkat pendidikan dari almarhum orangtuanya, Makrifah, dan juga dipertajam dengan pendidikan yang dijalani kemudian, yang akhirnya membentuk dirinya hidup secara kental dalam tradisi Islam.
Download File PDF untuk lebih lengkapnya